Senin, 29 Desember 2008

kematian yang indah

26 desember 2008
mom calling ...
"mbak, yangti meninggal, mbak jangan panik, kabarin yang lain ya ..."

... innalillahi wa inna ilaihi rojiun ...
tangisanku langsung tumpah begitu mendengar kabar ini
dan sepanjang perjalanan surabaya-madiun
mulut ini terkunci rapat, tapi otak, dan hati tak berhenti bicara


kenapa bisa begini?
kenapa begitu cepat?
kenapa harus sekarang?
kenapa harus yangti?
kenapa aku harus kehilangan lagi?
dan masih banyak kenapa-kenapa yang lain, yang aku tak pernah tahu jawabnya ...


baru saja aku bisa menerima dengan ikhlas kepergian papa, dan tiba-tiba satu lagi orang yang aku cintai pergi ...


ya Allah ...
belakangan ini aku sering sekali protes,
karena yangti ngotot,
harus ada resepsi pernikahan
harus ada malem midodareni
harus ini
harus itu
yang menurutku sangat ribet, dan merepotkan ...
dan aku ... belum sempat minta maaf ...


...


orang-orang bilang yangti meninggalnya husnul khotimah
sebuah akhir yang sangat indah ...
tanpa ada penderitaan, yang biasanya menghantarkan seseorang pada kematian
bahkan, 15 menit terakhir ...
yangti sempat menyampaikan pidato dengan penuh semangat di acara syukuran yang beliau adakan di rumah,
sebuah acara yang beliau adakan untuk membantu seorang kerabat


seiring dengan datangnya para kerabat ke rumah duka,
mengalirlah cerita-cerita indah tentang beliau ...
yangti yang merelakan tabungan umrohnya untuk membeli kain seragam untuk jamaah pengajian
yangti yang bersusah payah membagikan makanan, dan minuman pada jamaah haji lain di arofah
yangti yang tak pernah melewatkan hari tanpa beramal

banyak hal juga tentang yangti yang cukup mengejutkan aku ...
yangti yang dengan bangga sudah mengabarkan pada sahabat2nya tentang rencana menikahkan cucu untuk pertama kalinya
yangti yang ternyata juga sudah membantu mama mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahanku,
mulai urusan gedung hingga membenahi rumah
yangti yang beberapa hari sebelumnya ngotot mengosongkan tanaman di halaman depan, yang ternyata kemudian dipadati oleh para pelayat
dan yangti yang hari itu juga memesan banyak bahan makanan, yang awalnya kami tak tahu untuk apa, tapi ternyata semua terpakai untuk keperluan selamatan yangti

dan mereka bilang, harusnya kami bahagia karena akhir hidup beliau begitu indah, karena beliau pergi dengan senyuman di bibir, yang membuatnya lebih cantik ...
ya Allah ... semuanya begitu mudah dikatakan, tapi tidak untuk dilakukan ...
dan kini kami sangat merindukan kehadiran beliau ...

... subhan allah ...


ya Allah ...
ampuni dosa yangti
terimalah segala amal kebaikan yangti
... amin ...

Senin, 08 Desember 2008

. . r e m u k . .

krakkkk ... awww ...
sepertinya ada tulang yang patah ...
ah, berlebihan ... ini hanya pegal-pegal
ingin kurentangkan tubuh ini lurus-lurus
di atas kasur kuningku yang nyaman

tapi ...
masih ada daging, dan sayuran menanti
dan harus segera disentuh, bakal jualan besok

malam sudah jauh merangkak
melewati mediannya, dan mendesak pagi
akhirnya ... bisa kunikmati juga kasur ini

tik ... tak ... tik ... tak ...
pagi belum sempurna menjelma
tapi, jajanan untuk dijual harus segera siap

hmm ... kantorku ... rumah pertamaku
tempat mengawali karyaku hari ini
melelahkan memang, tapi puasnya luar biasa
ketika karya hari ini berhasil kutuntaskan

kini saatnya melompat dari satu tempat ke tempat yang lain
ada kerabat yang harus dipilihkan kain
ada kain yang harus segera sampai di tukang jahit
ada draft undangan yang harus segera diselesaikan
ada daftar tamu yang belum kunjung lengkap
ada calon Ayah dari anak-anakku yang pakaiannya harus dipikirkan

tapi sepertinya ... tak ada lagi energi untuk menggerakkan tubuh
semua sanggup kukerjakan
semua mampu kumengerti
tapi, satu yang kuragu bisa
... menjaga tubuhku tetap utuh ...

karena tak ada cukup waktu untuk mata terpejam
karena tak boleh karbohidrat, dan lemak kutelan
padahal di situ energi tersimpan ...


day by day since nov 29th