Senin, 15 Februari 2010

... alhamdulillah ...

Allah mengatur hidupku dengan sangat indah ...

semakin hari aku semakin memahami ini, dan itu ...
hampir setahun setelah menikah ... aku masih menunggu-nunggu tanda-tanda kehamilan ... hmmm ... dan tepat setahun pernikahan kami, 7 februari 2010, kami baru tahu kalau ternyata aku hamil !!! alhamdulillah ... sudah empat minggu tepat ...

ternyata Allah memang memberi kami kesempatan untuk mengisi rumah dulu, ... setelah rumah benar-benar terisi, dan layak disebut rumah, barulah Allah memberikan kepercayaan pada kami ...

bismillah, ... antara bahagia, bingung, dan kadang sedikit panik, kami berusaha menjaga anugerah ini ... banyak sekali yang harus diubah ... mulai mengurangi aktivitas, mengatur pola makan, menambah jam istirahat, termasuk kebiasaan berkendara yang kebut-kebutan ... hehehe ... susah juga ternyata ... tapi insya Allah kami bisa ...

terima kasih ya Allah ... :)

Selasa, 14 Juli 2009

...

"serpihan kenangan itu tiba2 datang ... bukan seperti kertas yang mungkin hanya akan meluncur halus di permukaan rambutku, tapi seperti potongan kaca yang bisa jadi akan melukaiku ..."

Rabu, 11 Maret 2009

o l l a

apa kabar yaaa ?!?!?!?!?

lama gak nulis2 ...
sibuk ngurusin pernikahan,
sibuk pindahan rumah,
sibuk ngurusin suami (hihihi ... boong ...),
sibuk ini,
sibuk itu ...
saking banyaknya yang pengen ditulis, jadinya malah nggak nulis2 ...


hmmm ... tunggu ya ...

Senin, 29 Desember 2008

kematian yang indah

26 desember 2008
mom calling ...
"mbak, yangti meninggal, mbak jangan panik, kabarin yang lain ya ..."

... innalillahi wa inna ilaihi rojiun ...
tangisanku langsung tumpah begitu mendengar kabar ini
dan sepanjang perjalanan surabaya-madiun
mulut ini terkunci rapat, tapi otak, dan hati tak berhenti bicara


kenapa bisa begini?
kenapa begitu cepat?
kenapa harus sekarang?
kenapa harus yangti?
kenapa aku harus kehilangan lagi?
dan masih banyak kenapa-kenapa yang lain, yang aku tak pernah tahu jawabnya ...


baru saja aku bisa menerima dengan ikhlas kepergian papa, dan tiba-tiba satu lagi orang yang aku cintai pergi ...


ya Allah ...
belakangan ini aku sering sekali protes,
karena yangti ngotot,
harus ada resepsi pernikahan
harus ada malem midodareni
harus ini
harus itu
yang menurutku sangat ribet, dan merepotkan ...
dan aku ... belum sempat minta maaf ...


...


orang-orang bilang yangti meninggalnya husnul khotimah
sebuah akhir yang sangat indah ...
tanpa ada penderitaan, yang biasanya menghantarkan seseorang pada kematian
bahkan, 15 menit terakhir ...
yangti sempat menyampaikan pidato dengan penuh semangat di acara syukuran yang beliau adakan di rumah,
sebuah acara yang beliau adakan untuk membantu seorang kerabat


seiring dengan datangnya para kerabat ke rumah duka,
mengalirlah cerita-cerita indah tentang beliau ...
yangti yang merelakan tabungan umrohnya untuk membeli kain seragam untuk jamaah pengajian
yangti yang bersusah payah membagikan makanan, dan minuman pada jamaah haji lain di arofah
yangti yang tak pernah melewatkan hari tanpa beramal

banyak hal juga tentang yangti yang cukup mengejutkan aku ...
yangti yang dengan bangga sudah mengabarkan pada sahabat2nya tentang rencana menikahkan cucu untuk pertama kalinya
yangti yang ternyata juga sudah membantu mama mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahanku,
mulai urusan gedung hingga membenahi rumah
yangti yang beberapa hari sebelumnya ngotot mengosongkan tanaman di halaman depan, yang ternyata kemudian dipadati oleh para pelayat
dan yangti yang hari itu juga memesan banyak bahan makanan, yang awalnya kami tak tahu untuk apa, tapi ternyata semua terpakai untuk keperluan selamatan yangti

dan mereka bilang, harusnya kami bahagia karena akhir hidup beliau begitu indah, karena beliau pergi dengan senyuman di bibir, yang membuatnya lebih cantik ...
ya Allah ... semuanya begitu mudah dikatakan, tapi tidak untuk dilakukan ...
dan kini kami sangat merindukan kehadiran beliau ...

... subhan allah ...


ya Allah ...
ampuni dosa yangti
terimalah segala amal kebaikan yangti
... amin ...

Senin, 08 Desember 2008

. . r e m u k . .

krakkkk ... awww ...
sepertinya ada tulang yang patah ...
ah, berlebihan ... ini hanya pegal-pegal
ingin kurentangkan tubuh ini lurus-lurus
di atas kasur kuningku yang nyaman

tapi ...
masih ada daging, dan sayuran menanti
dan harus segera disentuh, bakal jualan besok

malam sudah jauh merangkak
melewati mediannya, dan mendesak pagi
akhirnya ... bisa kunikmati juga kasur ini

tik ... tak ... tik ... tak ...
pagi belum sempurna menjelma
tapi, jajanan untuk dijual harus segera siap

hmm ... kantorku ... rumah pertamaku
tempat mengawali karyaku hari ini
melelahkan memang, tapi puasnya luar biasa
ketika karya hari ini berhasil kutuntaskan

kini saatnya melompat dari satu tempat ke tempat yang lain
ada kerabat yang harus dipilihkan kain
ada kain yang harus segera sampai di tukang jahit
ada draft undangan yang harus segera diselesaikan
ada daftar tamu yang belum kunjung lengkap
ada calon Ayah dari anak-anakku yang pakaiannya harus dipikirkan

tapi sepertinya ... tak ada lagi energi untuk menggerakkan tubuh
semua sanggup kukerjakan
semua mampu kumengerti
tapi, satu yang kuragu bisa
... menjaga tubuhku tetap utuh ...

karena tak ada cukup waktu untuk mata terpejam
karena tak boleh karbohidrat, dan lemak kutelan
padahal di situ energi tersimpan ...


day by day since nov 29th

Minggu, 23 November 2008

romantisme semu

"aku mau selingkuh aja!"
"kenapa? udah bosen?"
"gak, cuman sedikit hampa karna kamu gak kaya' dulu lagi"
"apa lagi sie? aku juga masih sama kaya' biasanya"
"kamu gak romantis!"
"kan tiap hari ketemu, tiap hari bilang sayang, tiap malem bilang mimpiin aku"
"tut tut tut'


"halo ..."
"halo non, lagi di mana?"
"di rumah, udah mo tidur"
"oh, kirain masih di kantor kaya' biasanya, ya udah klo gitu"
*drrrttt* 1 new message
"sori, tadinya cuma mau ngajakin makan, sekalian mau ngobrol banyak, aku kangen cerewetmu, tapi ya udah, besok aku telpon ya"
"iya gpp, sori gak bisa nemenin"
*message sent*
*drrrttt* 1 new message"
"met istirahat ya cantik, berharap kamu mengisi mimpiku malam ini"


"si *** telpon aku"
"ngapain?"
"ngajakin makan"
"ohh"
"cuman gitu doank? kamu gak cemburu? kamu gak sayang ama aku?"
"koq gitu sie?"
"tu kan, emang bener kamu tu gak romantis!"
"koq mulai lagi sie, gak romantis gimana? gak sayang gimana? udah mau nikah koq masih ngurusin yang gini-gini"
"..."

*drrrttt* 1 new message
"hey! ke mana aja? sibuk terus! aku punya sesuatu ni buat kamu, ayo ketemu, aku udah kangen ama kamu ndut"


fuihhh !!!

entahlah ...
mengapa pangeran-pangeran romantis itu kembali datang ...
atau ada yang mengirim mereka?
untuk menyusupi ruang-ruang kecil yang tercipta di tengah kepenatan ini

tapi memang, sepertinya romantisme yang menari-nari di sekitar itu tak lagi perlu dihiraukan,
meski nyatanya cukup membuat terbuai ...

toh kehidupan sebenarnya yang penuh liku sudah menanti untuk ditapaki
yang menuntut kita bersatu, tanpa romantisme semu ...

Minggu, 09 November 2008

menanti kematian

malam itu ... kamis, 6 nov 2008, pertama menjejakkan kaki di desa tenggulun, kecamatan solokuro, lamongan, dalam tugas meliput rangkaian eksekusi mati amrozi, dan ali gufron, dua terpidana mati kasus bom bali 1, asal desa tersebut ... entah mengapa, tak seperti biasanya, teman2 wartawan yang berkumpul di jembatan, tak jauh dari ponpes al-islam, pondok pesantren milik keluarga besar amrozi tak menjawab sapaan ceriaku ... adakah yang salah? ... ya ... mereka kemudian memintaku untuk menutup kepala dengan kerudung ... aku-pun menurutinya ... begitulah ... jika tidak ingin diteriaki "kafir!" oleh para penghuni ponpes ... dan selanjutnya ... suasana terasa mencekam ...


ini adalah kali kedua aku bertugas meliput soal eksekusi mati ... sebelumnya ... akhir juli lalu, aku mendapat tugas untuk meliput eksekusi ibu, dan anak terpidana mati atas kasus pembunuhan sekeluarga, sumiarsih, dan sugeng ...


dan ini sekaligus memaksa aku berada di sebuah titik bernama penantian ...


menanti kematian ...

tugas ini terasa berat ... bukan hanya berat karena harus menaklukkan akses yang tertutup untuk mendapat secuil informasi ... tapi juga berat ... karena di saat lelah menyergap, ataupun kebosanan melanda, sering kali aku berharap agar tugas ini cepat selesai ... namun ... seketika itu juga hati ini miris ... miris karena setiap kali berharap demikian, maka itu berarti mengharapkan kematian segera menjemput seseorang ...


kematian yang tentunya sangat dihindari ...
seperti yang dialami sugeng ... yang puluhan tahun lalu terpaksa membantu sang ibunda menghabisi nyawa sebuah keluarga ... beberapa hari sebelum sugeng dieksekusi, aku juga sempat mewawancarainya ...

hingga akupun sempat merasa dekat dengan sosok sugeng, sugeng yang mencoba tegar di tengah kelelahan saat berkejaran dengan kematian ... sugeng yang sekaligus rapuh karena menyadari sebentar lagi kematian pasti
berhasil menangkapnya ... sugeng, yang akhirnya harus menyerah kalah pada kematian, melalui sebutir peluru yang merobek dadanya ...


menanti kematian ...
membuat aku tersadar, betapa semakin dekatnya aku dengan kematian ...