Jumat, 25 April 2008

sampah

surabaya ... ibu kota propinsi jawa timur ini memang sedang banyak berbenah, dan yang paling bisa dilihat perubahannya adalah soal kebersihan ...

sebagai reporter yang setiap hari selalu berkeliling melintasi jalan-jalan protokol yang biasa dipadati kendaraan, saya melihat memang jalanan selalu terlihat bersih, nyaris tidak ada sampah yang berserakan, dan taman-taman kota juga mulai bermunculan ...

namun, sayangnya kebersihan ini terjaga bukan sepenuhnya karena kesadaran masyarakat, terutama pengguna jalan, tapi lebih karena adanya para petugas kebersihan, yang sering kali tergeletak kelelahan di rumput taman kota ...ya ... saya masih sering menjumpai pengguna jalan yang seenaknya melempar sampahnya dari dalam mobil, atau dari atas sepeda motor ... bahkan tak jarang (bisa dibilang hampir setiap hari) saya harus berteriak-teriak plus mencubit cameraman maupun driver liputan saya, karena mereka masih saja memelihara kebiasaan membuang sampah di jalan ... sementara saya selalu mengumpulkan sampah di tempat sampah mobil, atau di sudut tas saya, untuk kemudian dibuang di tempat sampah ...

padahal ... dinas kebersihan sudah menyediakan tempat sampah kecil di tepi jalan, yang jumlahnya juga banyak ... tapi nyatanya, tak banyak pengguna jalan yang memanfaatkan keberadaannya ... dan ini adalah masalah pertama terkait keberadaan tempat sampah di tepi jalan, masih ada masalah lain ... tempat sampah tersebut sebenarnya sudah dirancang sedemikian rupa, dengan dua kotak berwarna beda, satu kotak untuk sampah kering, dan kotak lainnya untuk sampah basah ... ini tentu bertujuan untuk memudahkan petugas mengolah sampah ... tapi lagi-lagi saya melihat kejanggalan ... saya melihat petugas yang menguras tempat sampah itu, memindahkan sampah dalam kotak yang sama ... yang artinya ... sampah kering dan basah yang sudah dipisahkan kembali bergabung dalam tempat yang sama !!!

sampah-sampah tersebut akhirnya juga dikumpulkan di tempat pembuangan akhir (tpa), dan di sana ... di atas gunung sampah yang tinggi dan luas ... ratusan pemulung dengan pakaian, dan peralatan seadanya memilah-milah, mana sampah yang bisa dimanfaatkan (dijual) oleh mereka, dan ada pula petugas yang memilah-milah, mana sampah yang bisa langsung dilebur menjadi limbah cair, dan sebagainya ... dan itu artinya ... pekerjaan mengurus sampah ini sungguh sangat tidak efektif, dan efisien bukan ?!?!?!?

Tidak ada komentar: